Saturday 22 2021

Semoga Dijauhkan Dari Sifat Seperti Ini

 ”Kalian pasti akan bertemu dengan orang-orang yang paling Allah benci, yaitu mereka yang bermuka dua. Di satu kesempatan, mereka memperlihatkan satu sisi muka, namun di kala yang lain, mereka memperlihatkan muka yang lain pula.” (HR. Bukhari-Muslim)


Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat penjilat yang sering kali bermuka dua, dapat mengatakan hal yang bertolak belakang, tergantung di hadapan siapa dia berbicara. Tujuan para penjilat sudah jelas hanyalah untuk kepentingan dirinya saja, agar orang lain terutama yang berada di atasnya memandang baik pada dirinya.


Sahabat, sesungguhnya orang yang beriman pada Allah tak mungkin memiliki karakter seorang penjilat, hal ini adalah sebuah kepastian:


“Menjilat bukanlah termasuk karakteristik moral seorang mukmin.” (Kanzul Ummat, hadits 29364)


Meskipun sebagian besar manusia di muka bumi memiliki sifat suka menjilat dan bermuka dua, bahkan dihormati oleh banyak orang karena sifat tersebut, seorang mukmin tetap takkan meninggalkan prinsip kejujuran dan kebenaran.


“Ketika hari pengadilan makin dekat … orang-orang yang paling dihormati pada zaman itu adalah para penjilat dan orang-orang yang suka mencari muka.”

(HR. Bukhari Muslim)


Lalu bagaimanakah cara menghindari sifat suka menjilat dan mencari muka? Berikut ini beberapa cara di antaranya yang bisa kita praktekkan:


1. Menghindari memuji seseorang secara berlebihan


Ali bin Abi Thalib pernah berpesan, ”Memuji lebih dari yang seharusnya adalah penjilatan.” (Nahjul Balaghah, hikmah 347)


Seorang penjilat biasanya memuji sesuatu secara berlebihan dengan tujuan mendapat perhatian. Ia akan memuji orang-orang kaya, orang-orang berkuasa, orang-orang berilmu, agar mendapat keuntungan dari mereka.


Maka kita perlu menghindari pujian berlebihan terhadap apapun. Karena sesungguhnya segala puji hanyalah bagi Allah.


2. Banyak menghidupkan hati dengan berdzikir pada Allah di kala sendiri dan menjauhi sifat pamer/riya’


”Sesungguhnya orang-orang Munafik itu Menipu Allah, dan Allah akan membalas Tipuan Mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (An-Nisa’: 142)


Seorang penjilat dimasukkan dalam kategori orang munafik, mereka hanya bersemangat beribadah di hadapan orang lain, sedangkan ketika sendirian akan sangat sedikit mengingat dan menyebut Allah.


Maka, selisihilah para penjilat dengan cara menambah semangat beribadah justru di saat sendirian dan tak ada seorang pun yang mengetahui.


3. Tidak meminta jabatan atau kedudukan pada manusia


“Janganlah engkau meminta kepemimpinan. Karena jika engkau diberi tanpa memintanya niscaya engkau akan ditolong (oleh Allah, dengan diberi taufik kepada kebenaran). Namun jika diserahkan kepadamu karena permintaanmu niscaya akan dibebankan kepadamu (tidak akan ditolong).” (HR. Bukhari)


Jelas bahwa seorang penjilat suka meminta suatu keuntungan bagi dirinya sendiri, misalnya jabatan, harta, dan lainnya.


4. Meminimalisir ambisi terhadap harta dan kekuasaan


“Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dilepas di tengah gerombolan kambing lebih merusak daripada rusaknya seseorang terhadap agamanya karena ambisinya untuk mendapatkan harta dan kedudukan yang tinggi.” (HR. at-Tirmidzi no. 2482, disahihkan asy-Syaikh Muqbil dalam ash-Shahihul Musnad, 2/178)


Na’udzubillah. Ambisi terhadap harta benda dan kekuasaan bisa amat merusak, bahkan dapat merusak agama seseorang, yang berarti ia rela meninggalkan nilai-nilai agama hanya untuk mengejar ambisi duniawinya.


5. Jangan merasa takut pada manusia


Sahabat, takut pada manusia adalah salah satu ciri yang dimiliki seorang penjilat. Ia khawatir jika kehilangan jabatan, maka ia takut menyelisihi atasannya, jadilah ia seorang yang ABS (Asal Bos Senang). Ia khawatir akan tersisih dari pergaulan jika menampakkan simbol keagamaan, maka ia pun menanggalkan pakaian taqwanya.


“Maka janganlah kalian takut kepada manusia, tapi takutlah kepada-Ku. Dan jangan pula kalian menjual ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Siapa yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan maka mereka itu adalah orang-orang kafir.” (al-Ma’idah: 44)


6. Integritas antara yang diucapkan dengan yang dikerjakan


Seorang penjilat biasanya tak peduli apakah perkataan dan perbuatannya selaras atau jauh berbeda. Maka jauhilah sifat seperti ini, lihatlah apakah ucapan dan perilaku kita sudah sesuai.


“Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai.” (HR. Ath-Thabrani)


7. Tidak menggunakan dalil agama untuk menyokong kepentingan pribadi


Orang dengan sifat munafik dan suka menjilat bisa memutar-mutar ayat dan hadits serta nilai agama dengan lidahnya untuk kepentingan pribadi. Mereka bisa melakukan berbagai pencitraan agar manusia terkecoh menyangkanya bersahaja, beriman pada Allah, padahal hati mereka tidak demikian.


“Pada Akhir Zaman akan muncul orang-orang yang tidak segan-segan menggunakan agama demi tujuan-tujuan duniawi dan mengenakan shuf (pakaian dari bahan bulu domba) di depan umum untuk memperlihatkan kesahajaan. Lidah mereka lebih manis daripada gula, tetapi hati mereka adalah hati serigala.” (HR. Tirmizi)


8. Berani mengatakan hal yang benar sekalipun di hadapan penguasa zhalim


“Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zhalim.” (HR. Abu Daud no. 4344, Tirmidzi no. 2174, Ibnu Majah no. 4011. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan)


Seorang penjilat tak mungkin berani mengatakan kebenaran di hadapan penguasa zhalim terutama jika kebenaran tersebut bisa menyeretnya menjauh dari kekuasaan dan kenikmatan duniawi. Maka, beranilah memegang prinsip dan mengatakan kebenaran walau pahit!


Sahabat, mudah-mudahan kita terhindar dari sifat munafik, penjilat, serta bermuka dua, seumur hidup kita. Aamiin. (SH)



Sumber : https://tabungwakaf.com/jauhi-sifat-penjilat/

Friday 21 2021

3 TA

 REPUBLIKA.CO.ID. Oleh Samson Rahman


Ada tiga penghancur paling ampuh yang membuat manusia tak berdaya dan membuatnya tersungkur dalam kehinaan baik di dunia , di mata manusia, dan di akhirat, di sisi Allah. Ketiga hal itu adalah harta, tahta dan wanita.


Rasulullah saw senantiasa mengingatkan dan berwasiat kepada umatnya agar senantiasa mawas diri terhadap godaan menggiurkan tiga penghancur sendi sendi iman itu.


Dalam sebuah sabdanya mengenai keharusan kita waspada terhadap pesona dunia dan goda rayu wanita, Rasulullah saw berujar, ''Hati-hatilah kalian dari pesona dunia dan hati-hatilah dari goda rayu wanita. (HR. Ad-Dailami).


Dalam sabdanya yang lain, Rasulullah saw berujar, ''Janganlah seorang lelaki berdua-duaan dengan wanita (bukan mahram) karena sesungguhnya syetan akan menjadi orang ketiga.'' (HR. Thabrani).


Rasulullah saw mewasiatkan umatnya tidak kemaruk dunia dan hendaklah berlaku zuhud terhadapnya. Jangan tamak jangan rakus. Sebab kecintaan pada dunia tidak akan ada batasnya.


Manusia tamak dan rakus dunia tidak akan pernah mencapai puncak bahagia karena dia terus memburunya dengan ruhani yang terengah engah.


Rasulullah bersabda, ''Zuhudlah pada dunia, Allah pasti akan mencintaimu dan zuhudlah (tidak berkeinginan) pada apa yang ada di tangan manusia, pasti manusia mencintaimu. (HR. Ibnu Majah).


Semakin banyak manusia yang mencinta dunia, gambaran kiamat semakin dekat. Dan manusia semakin jauh dari Allah. Mereka berlomba membidik dunia namun semakin menjaga jarak dari Allah.


Rasulullah saw bersabda, ''Hari kiamat semakin dekat. Dan tidaklah manusia kecuali semakin tamak pada dunia dan kepada Allah semakin jauh.'' (HR. Hakim).


Dunia itu indah dan sedap namun beracun sehingga banyak manusia yang tertipu oleh cita rasanya. Mereka yang tak memiliki filter ruhani yang baik akan semakin terangsang untuk senantiasa menikmatinya.


Hingga akhirnya dia tersedak. Daya tahan ruhaninya menjadi lumpuh dan tumpul. Kepekaan batinnya lemah.




''Dinar dan dirham telah membinasakah orang-orang yang datang sebelum kalian, dia juga akan membinasakan kalian.'' (HR. Thabrani dan Baihaqi), demikian sabda Sang Nabi.


Kekuasan juga sering kali menjadikan manusia terpuruk. Tatkala kekuasan dan tahta itu dianggap sebagai kesempatan untuk berbangga diri, untuk memperkaya diri, dan untuk dinikmati.


Padahal kekuasan hendaknya diperlakukan sebagai amanah yang tidak ada khianat di dalamnya. Mereka yang dianggap lembek dan lemah untuk memegang amanah ini jangan coba-coba masuk ke dalamnya, sebab dia akan terjungkal dan akan merana.


Rasulullah saw pernah memperingatkan sahabat utama Abu Dzar dengan berkata, ''Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah dan sesungguhnya dia (kekuasaan itu) adalah amanah dan di hari kiamat akan menjadi siksa dan sesal kecuali yang mengambil sesuai haknya dan melaksanakan apa seharusnya dilaksanakan. (HR. Muslim).


Kesungguhan dalam menjalankan kekuasan inilah yang oleh Rasulullah dituntut dari umatnya yang diberi amanah kekuasaan. Sebagaimana sabdanya: ''Tidaklah ada seorang pemimpin yang mengurusi urusan kaum muslimin namun kemudian tidak bersungguh-sungguh dan tidak memberikan nasehat kecuali dia tidak akan masuk surga bersama mereka.'' (rakyatnya) (HR. Muslim).


Semoga kita terhindar dari godaan genit tahta, harta dan wanita di sebuah zaman yang mulai menggila.

Wednesday 19 2021

Rukiah Syariah

Ustaz Khalid Basalamah menjelaskan bahwa rukiah diperbolehkan dilakukan untuk diri sendiri, keluarga, rumah hingga tempat kerja atau tempat usaha. 

"Rukiah syariah itu diperbolehkan. Yakni dengan membaca ayat dasar, ada 6 ayat dasar rukiah yakni Surat Al-Fatihah, Ayat Kursi, Al-Kafirun, Al-Ikhlas, An-Nas dan Al-Falaq," tutur Ustaz Khalid dalam video yang diunggah Atap Langit berjudul "Cara meruqyah diri, keluarga, rumah, kantor dll".

Setiap kali membacakan surat dan ayat rukiah tersebut tiupkan ke telapan tangan lalu usap dari kepala ke kaki. "Usapkan dengan niat melindungi diri, mengusir gangguan sihir, setan dan jin, memusnahkan buhul," tuturnya.

Jika ada gangguan sihir, biasanya akan ada reaksi saat mengusapkan tangan ke tubuh yang dirukiah. "Follow up terus di bagian yang bereaksi itu minimal 2 minggu. Jangan tergantung pada perukiah karena bisa dilakukans sendiri," kata Ustaz Khalid.

Dengan media air juga rukiah bisa dilakukan yakni dengan menggunakan daun bidara yang dihaluskan lalu dicampurkan ke air. "Ambil 7 lembar daun bidara lalu diblender, dibacakan dengan ayat rukiah yang tadi ludahi dengan ludah kecil saya lalu minumkan. Rutinkan," jelasnya.

Atau juga bisa dengan memasukkan ke air yang akan dipakai mandi. Lalu ambil satu gayung air campuran bidara tersebut kemudian usap atau gosokkan ke tubuh.

"Kalau terasa ada yang tidak enak, biasanya itu ada kena sihir. Biasany cirinya perut enggak enak, leher sakit dan kaki berat. Jalankan 2 minggu," jelas Ustaz Khalid.

Untuk merukiah rumah atau tempat usaha juga bisa dilakukan dengan menyemprotkan air campuran bidara ke sekeliling rumah sambil membacakan ayat rukiah.

"Hilangkan buhul-buhul, seperti apa buhul itu, tulisan-tulisan atau kertas yang ditempelkan yang dikasih orang tidak pintar yang kadang berkedok kiai," tutupnya.